Aku tidak ingin dipandang cantik oleh lelaki. Biarlah aku hanya cantik di matamu. Apa gunanya aku menjadi perhatian lelaki andai murka Allah ada di situ. Apalah gunanya aku menjadi idaman banyak lelaki sedangkan aku hanya bisa menjadi milikmu seorang. Aku tidak merasa bangga menjadi rebutan lelaki bahkan aku merasa terhina diperlakukan sebegitu seolah-olah aku ini barang yang bisa dimiliki sesuka hati. Aku juga tidak mau menjadi penyebab kejatuhan seorang lelaki yang dikecewakan lantaran terlalu mengharapkan sesuatu yang tidak dapat aku berikan. Bagaimana akan kujawab di hadapan Allah kelak andai ditanya? Adakah itu sumbanganku kepada manusia selama hidup di muka bumi?
Kalau aku tidak ingin kau memandang perempuan lain, aku dululah yang perlu menundukkan pandanganku. Aku harus memperbaiki dan menghias peribadiku kerana itulah yang dituntut oleh Allah. Kalau aku ingin lelaki yang baik menjadi suamiku, aku juga perlu menjadi perempuan yang baik. Bukankah Allah telah menjanjikan perempuan yang baik itu untuk lelaki yang baik? Tidak kunafikan sebagai wanita, aku memiliki perasaan untuk menyayangi dan disayangi. Namun setiap kali perasaan itu datang, setiap kali itulah aku mengingatkan diriku bahwa aku perlu menjaga perasaan itu kerana ia semata-mata untukmu. Allah telah memuliakan seorang lelaki yang bakal menjadi suamiku untuk menerima hati dan perasaanku yang suci. Bukan hati yang menjadi labuhan lelaki lain. Engkau berhak mendapat kasih yang tulen.
Diriku yang memang lemah ini telah diuji oleh Allah saat lelaki-lelaki berhidung belang ingin mendekati diriku. Aku dengan tegas menolak, berbagai macam dalil aku kemukakan, tetapi mereka tetap tidak berputus asa. Aku merasa seolah-olah kehidupanku yang tenang ini telah dirampas dariku. Aku bertanya-tanya adakah aku berada di tebing kebinasaan? Aku beristighfar memohon ampunan-Nya. Aku juga berdoa agar Pemilik Segala Rasa Cinta melindungi diriku dari kejahatan. Kehadiran mereka membuatku banyak memikirkan tentang dirimu. Kau kurasakan seolah-olah wujud bersamaku. Di mana saja aku berada, akal sadarku membuat perhitungan denganmu. Aku tahu lelaki-lelaki yang menggodaku itu bukan dirimu. Malah aku yakin pada gerak hatiku yang mengatakan lelaki penggoda itu bukan teman hidupku kelak.
Aku bukanlah seorang gadis yang cerewet dalam memilih pasangan hidup. Siapalah diriku untuk memilih permata sedangkan aku hanyalah sebutir pasir yang wujud di mana-mana. Tetapi aku juga punya keinginan seperti wanita yang lain, dilamar lelaki yang bakal memimpinku ke arah tujuan yang satu. Tidak perlu kau memiliki wajah setampan Nabi Yusuf Alaihisalam, juga harta seluas perbendaharaan Nabi Sulaiman Alaihisalam, atau kekuasaan seluas kerajaan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam, yang mampu mendebarkan hati jutaan gadis untuk membuat aku terpikat.
Andainya kaulah jodohku yang tertulis di Lauh Mahfuz, Allah pasti akan menanamkan rasa kasih dalam hatiku juga hatimu. Itu janji Allah. Akan tetapi, selagi kita tidak diikat dengan ikatan yang sah, selagi itu jangan dibazirkan perasaan itu kerana kita masih tidak mempunyai hak untuk membuat begitu. Juga jangan melampaui batas yang telah Allah tetapkan. Aku takut perbuatan-perbuatan seperti itu akan memberi kesan yang tidak baik dalam kehidupan kita kelak.
Permintaanku tidak banyak. Cukuplah engkau menyerahkan seluruh dirimu pada mencari redha Illahi. Aku akan merasa amat bernilai andai dapat menjadi tiang penyangga ataupun sandaran perjuanganmu. Bahkan aku amat bersyukur pada Illahi kiranya akulah yang ditakdirkan meniup semangat juangmu, mengulurkan tanganku untukmu berpaut sewaktu rebah atau tersungkur di medan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan atau syahid itu. Akan kukeringkan darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Itu impianku. Aku pasti berendam airmata, andainya engkau menyerahkan seluruh cintamu hanya kepadaku semata-mata.
Cukuplah kau mencintai Allah dengan sepenuh hatimu kerana dengan mencintai Allah, kau akan mencintaiku kerana-Nya. Cinta itu lebih abadi daripada cinta biasa. Moga cinta itu juga yang akan mempertemukan kita kembali di syurga. Seorang gadis yang membiarkan dirinya dikerumuni, didekati, diakrabi oleh lelaki yang bukan muhrimnya, cukuplah dengan itu hilang harga dirinya di hadapan Allah. Di hadapan Allah. Di hadapan Allah.
Yang dicari walau bukan putera raja, biarlah putera Agama. Yang diimpi, biarlah tak punya rupa, asal sedap dipandang mata. Yang dinilai, bukan sempurna sifat jasmani, asalkan sihat rohani dan hati. Yang diharap, bukan berapinya jihad pada semangat, asal perjuangannya ada matlamat. Yang datang, tak perlu rijal yang gemilang, kerana diri ini serikandi dengan silam yang penuh luka. Yang dinanti, bukan lamaran dengan permata, cukuplah akad dan janji setia. Dan yang akan terjadi, andai sama ataupun tidak dengan kehendak hati, Insya Allah ku redha kemahuan pilihan Illahi…
Wahai wanita, ku ingatkan diriku dan dirimu, peliharalah diri dan jagalah kesucian… Semoga redha Allah akan sentiasa mengiringi dan memberkati perjalanan hidup ini. Amin.
Sang Bidadari tetap terus menunggu putera impiannya datang menjemput Bidadari itu bila tiba waktunya.
nurjeehan.hadithuna.com
1 ulasan:
Aku juga mengharap yang sama.. namun aku terlalu lemah berdiri sendiri ku perlukan tiang untuk berdiri kukuh untuk Allah, dan mengharap bantuan seseorang meniupkan semangat itu.. dan dari kasihnya membuat aku dekat kepada Allah.. Kerna aku juga lelaki yang tampak gagah zahirnya namun lemah jua hatinya.. dan oleh sebab itu aku dinamakan manusia.. :)
Catat Ulasan